Sunday, March 02, 2008

Perdagangan Penyu Masih Terjadi di Sultra

Kamis, 28 Februari 2008 | 22:03 WIB

KENDARI, KAMIS - Meski sudah menurun, praktik perdagangan satwa langka penyu masih terjadi di Sulawesi Tenggara terutama di Wanci, Moramo, Ereke, dan Tikep, demikian hasil investigasi ProFauna Indonesia.

"Perdagangan penyu di wilayah Sultra sebagian besar terjadi di pesisir timur, terutama yang menghadap ke laut banda, "kata Koordinator ProFauna Indonesia I Wayan Wiradnyana di Kendari, Kamis (28/2). Menurut dia, penyu-penyu yang di perdagangkan di Sultra selain untuk konsumsi lokal sebahagian juga di kirim keluar pulau, terutama ke Bali.

Dari perbagai informasi yang diperoleh di lapangan, penyu yang dikirim ke Bali selain berasal dari Sultra juga berasal dari Sulteng, yaitu Pulau Padei dan Pulau Masudihang. Daerah yang paling banyak mengirim penyu ke Bali yaitu Wanci, Kabupaten Wakatobi dengan pengiriman pertahun rata-rata 600 ekor penyu dan sebahagian besar ditangkap di perairan Taman Nasional Wakatobi.

Sedangkan daerah lain di Sultra Yaitu Ereke, Kabupaten Buton Utara rata-rata sebanyak 250 ekor per tahun, Moramo, Kabupaten Konawe Selatan rata-rata 240 ekor dan Tikep Kabupaten Muna 25 ekor per tahun.

"Penampungan penyu di Wanci sangat terbuka, penyu-penyu tersebut diletakan di kolam-kolam penampungan yang ada di depan rumah penduduk dan apabila ada kapal dari Bali yang datang maka penyu tersebut baru akan dinaikan ke kapal," katanya.

Jika petugas mau melakukan penyitaan maka sebenarnya sangatlah mudah untuk dilakukannya karena kolam penampungan penyu tersebut lokasinya didepan rumah. Perdagangan penyu di Wanci diduga masih terjadi dan pengiriman penyu dari Wanci ke Bali biasanya dua sampai tiga kali dalam setahun dengan waktu yang tidak bisa ditentukan secara pasti.

Menurunnya, perdagang penyu di Sultra di sebabkan petugas BKSDA dan Departemen Kehutanan, Polisi dan TNI AL aktif melakukan operasi penyitaan dan dalam dua tahun terakhir ini petugas telah menyita lebih 300 ekor penyu.

Meski Perdagangan penyu di Sultra telah menurun, tapi ini bukan berarti perdagangan penyu berhenti total. Hasil investigasi ProFauna Indonesia tahun 2007 membuktikan bahwa perdagangan penyu di daerah ini masih terjadi meski dengan cara sembunyi-sembunyi dan diperkirakan dalam satu tahun ada sekitar 1.115 ekor penyu yang diperdagangkan.

Jenis penyu yang diperdagangankan di Sultra yaitu penyu hijau (Chelonia mydas) dan faktor harga jual yang tinggi menjadi penyebab terjadinya penangkapan penyu. Harga penyu hijau yang dijual ke kapal-kapal yang berasal dari Bali, Rp450.000/ekor, sedangkan harga untuk pasaran di Bali mencapai Rp1 juta per ekor ukuran dewasa.(ANT/WAH)

No comments: