Sunday, July 16, 2006

Siapa seh yang nenek moyangnya pelaut?


Kami di Wanci kedatangan tamu tak diundang. Berbekal pesan dari seorang Yunani penggila bola yang ditemui di Banda Neira, Piere sekeluarga berlayar ke Wakatobi menuju Wanci mencari kantor WWF. Katanya sih ada orang yg baik yang bisa diajak ngobrol. Dan tibalah mereka sekeluarga dengan yacht-nya "Archibald" di Wanci 15 July 2006 kemarin. Nah mereka sekeluarga ini dah 9 bulan ninggalin negaranya, New Caledonia, hanya tuk memastikan bisa berkumpul sekeluarga setelah sekian tahun sibuk bekerja. Pak Pierre dan bu Veronique ninggalin pekerjaannya di rumah sakit dan satu klinik swasta, sebagai dokter, tuk mengarungi lautan bersama anak2nya. Pas ditanya kapan mo pulang, enteng aja mereka menjawab " Ya ntar deh kalau emang udah waktunya nyampe di New Caledonia, gak perlu ditarget deh..." Wow... Jadi sebenarnya siapa seh yang nenek moyangnya pelaut itu...?
Ntar dibawah ada sepenggal data yang dikumpulkan Rustam (journalist Media Sultra) , yang terpaksa kucatat juga berhubung kendala bahasa do'i pas mo wawancara.

Aku bareng Akas, Saleh, Rustam and Menami captain, menghabiskan sore yang asik itu ngobrol bersama Piere dan Veronique. Sementara anak2 mereka, asyik berlarian bermain di anjungan dan sekali dua keluar masuk cabin yang mungil tapi keliatan sangat nyaman itu. Gak tahan rasa ingin tahuku, kuminta ijin untuk melongok cabinnya. Ada 5 tempat tidur yang nyaman seukuran badan lebih dikit. Ada toilet kecil, kalau mandi gak muat kali ye.. dan dapur yang jg gak kalah mungilnya. Ada kulkas buat simpan ikan hasil pancingan atau memanah, tapi hanya berfungsi kalau langit cerah atau berangin kuat. Maklum pembangkit listrik di kapal itu melulu dihasilkan dengan solar panel dan kincir angin yang terletak di atas buritan kapal. Jadi untuk menghemat listrik, yang juga digunakan untuk mengakses email via laptop dengan satelit phone mereka dan penerangan serta perangkat pemandu pelayaran maka kulkas prioritas terakhir. Lagian selama perjalanan mereka gak kekurangan ikan hasil tangkapan. Praktis duit cuma tuk beli beras dan sayur dan buah kata Veronique. Lumayan irit..!
Gak terasa senja kian gelap, terpaksa deh kami harus balik ke darat. Gak enak lagi, siapa tahu mereka mo dinner, kita kan jadi ngrepotin. Terpaksa dengan masih memendam rasa penasaran dan ingin tahu yang masih menggumpal kami mohon pamit dari kapal mereka.
Yang bikin takjub lagi pas kami mo pulang dari berkunjung di yacht yang mungil tapi canggih itu mereka sempat nanya
"Ada gak sih tempat sampah di Wanci?"
Pikirku "Maksudnya apa neh...?"
Veronique bilang bahwa pagi tadi pas turun ke darat n sampai ke pasar, tuk belanja, doi tuh bawa dua plastik isi sampah mereka. Nah nglongok kiri kanan gak dapetin yang namanya tempat sampah. Karenanya mereka bawa balik lagi deh tas plastik isi sampah itu ke kapalnya. Hebat gak seh...?
Yah karena gak mo malu, masak segede ini pulau Wangi-Wangi gak ada tempat sampah, maka kami putuskan untuk bawa saja tuh plastik dua buah tuk kami buang ke tempat sampah di kantor. Itu baru bangsa pelaut ! Gak tega ngotorin laut biar gak ada yang ngawasin mereka, ya gak...


My note :
Pierre and Veronique with Archibald yacht.
They left New Caledonian on Sept 2005
They both are doctors who used to work at hospital and private clinic.
Their children study by themselves under their own control and they sent 6 weekly test/exam to France through Veronique sister.
The kids study Math, Geography, French, English, Science, Drawing, Art.
They bring modul for Sept-June, when pass the exam they will get the new modul for next class level.
They had been lived on the Archibald for 6 years since they move from France to New Caledonian

They journey passed Vanuatu, Papua New Guinea, Manokwari, Sorong, Banda Neira n Wangi2.
Then Hoga, Tomia, Takabonerate, Maumere, Flores, Bali, Kalimantan, Malaysia, Singapore, Thailand, Madagascar, South Africa, Panama n back to New Caledonian
They stayed at Banda for a week on June and watch World Cup game especially on France match facing Spain, Brazil, n then the final with Italia.
The boat has 500 liter freshwater and solar panel and wind generator for electricity.
They usually get freshwater from rain.The boat is 19 gt, 15 m length and 4 m wide, with 5 bed in the cabin.

Saturday, July 15, 2006

Monday, July 10, 2006

jurnal 8 juli 2006


Sejak tanggal 5 Juli kemarin, 25 orang petani rumput laut di Wakatobi kedatangan dua tamu. Pak Hariadi dan Pak Marcel diundang Balai Taman Nasional Kepulauan Wakatobi untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengelola usaha budidaya rumput laut. Pak Hariadi memulai usahanya sejak 1967. Bisa jadi beliaulah yang memulai usaha budidaya rumput laut di Indonesia ini. Kalau Pak Marcel sih pengusaha rumput laut yang masih aktif pengekspor sampai sekarang melalui perusahaannya CV Sumber Rejeki di Menado.



Tips untuk Pembudidaya Rumput Laut

Lokasi
- Dasar pasir sedikit kasar atau karang atau karang berpasir
- Arus air berkisar antara 20 – 40 cm/detik
- Salinitas : 28 – 33 ppt
- Di dasar terdapat hamparan sargassum atau lamun
- Untuk lepas dasar minimum bisa dipasang 30 cm dari dasar (saat surut)

Tanam
1. Pilih bibit yang banyak cabangnya dan tidak cacat atau terluka agar hasilnya pun akan bagus.
2. Ikatkan bibit pada tali ris dengan cara ikat seperti mengikat kolor celana. Ini agar dapat dilepas dengan mudah tanpa harus memotong rumput laut itu. Agar tidak mudah terlepas karena arus, jangan lupa kunci dua kali ikatan tersebut.
3. Lebih baik gunakan tali rafia atau plastik untuk es dibanding tali nilon. Ini agar rumput laut yang tumbuh besar nantinya tidak mudah terpotong karena tajamnya tali nilon.
4. Apabila pertumbuhan rumput laut di lokasi tanam sangat cepat, pasang saja bibit yang kecil dan cukup dua tangkai per ikatan.
5. Ketika membawa bibit baik saat mengambil maupun akan menanam, upayakan selalu terlindungi dari panas matahari. Untuk itu di perahu perlu dipasangkan tudungan dari bambu atau karton. Jangan langsung ditutup dengan plastik karena perlu udara di bawah tudungan tersebut.
6. Bibit yang belum sempat dipasang, bisa direndam dulu di air laut agar tetap segar dan sehat.
7. Untuk tanam apung upayakan tali ris 20 cm dari permukaan air laut. Ini untuk mencegah rumput laut terekspos langsung oleh sinar matahari, yang akan menyebabkan kerusakan.


Pelihara
1. Salah satu musuh rumput laut adalah lumut. Selalu bersihkan rumput laut dari lumut. Ini agar rumput laut anda tidak dimakan ikan. Ikan memakan lumut, karena lumut menempel di rumput laut maka termakan pula rumput laut itu.
2. Arus yang kurang kuat akan menyebabkan tumbuhnya lumut lebih cepat, untuk itu perlu lebih rajin lagi pemeliharaan agar tidak menurun pertumbuhan rumput laut karena terselebungi lumut.
3. Belum ada pupuk yang tepat bagi rumput laut. ”Pupuk” terbaik adalah bayang-bayang manusia, dimana artinya pemeliharaan setiap hari.
4. Rumput laut harus dibiarkan di perairan selama minimal 45 hari. Kurang dari itu akan menyebabkan kualitas karagenan rendah.
5. Apabila pertumbuhan terlalu cepat besar, kurangi bibitnya, jangan mengurangi hari tanam kurang dari 45 hari.



Panen
1. Setelah umur 45 hari segeralah dipanen, agar tidak rugi waktu.
2. Masih dalam keadaan terikat di tali ris, rumput laut tidak perlu dilepas dulu. Tiriskan saja di gantungan yang dapat dibuat dari bambu seperti jemuran baju.
3. Tiriskan rumput laut selama 1 sampai 1,5 hari bersama tali risnya. Ini bisa sekalian menjemur tali ris hingga kering.
4. Setelah ditiriskan baru lepaskan rumput laut dari tali risnya. Ingat jangan melepas rumput laut dengan cara menariknya karena akan melukai tangkai rumput laut dang membuang kandungan karagenan dalam rumput laut.
5. Apabila ikatan seperti tali kolor celana yang digunakan maka akan lebih mudah melepasnya. 6. Bila tidak bisa dilepas dengan memotong tangkai tepat di jeratan tali sehingga luka dapat diminimalkan.


Pasca Panen
1. Penjemuran harus dilakukan di atas para-para, dan jangan di atas tanah atau lantai. Ini untuk mempercepat proses pengeringan dan tidak kotor.
2. Hamparkan rumput laut di para-para selapis saja. Jangan menumpuk terlalu tebal agar proses pengeringan merata.
3. Setiap dua sampai tiga jam sekali hamparan tersebut harus dibolak-balik agar lebih merata keringnya.
4. Standar kualitas rumput laut yang baik adalah : kandungan air maksimum 35% dengan kekotoran maksimum 2%.
5. Penyimpanan di gudang atau di rumah tetap harus ditutupi plastik atau di dalam karung agar tidak terserap lagi uap air di udara. Apabila rumput laut kering berwarna putih bisa jadi pernah tersiram air tawar atau kena hujan.
6. Satu karung plastik 100 kg umumnya memuat 80 kg rumput laut.

jurnal 10 juli 2006













Hari ini berakhir pelatihan operator radio untuk beberapa rekan yang telah memiliki maupun baru mau bikin radio komunitas. Tiga rekan dari Kendari : Bayu, Fadly dan Berpin, memandu pelatihan ini. Bayu dan Fadly melatih pembuatan materi siaran radio baik berupa berita, iklan ataupun feature. Sedangkan Berpin melatih pemeliharaan perangkat siar radio dan merakit pemancar.