Monday, March 02, 2009

Ritual makan karang di Wakatobi

Oleh YOSHASRUL

Makan karang dan kulit kerang bagi bagi masyarakat umum tentu sesuatu yang mustahil. Tapi tidak sebagian warga di pesisir Kecamatan Kaledupa, Kabuten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Bahkan makan karang ini seolah sudah menjadi tradisi bagi warga disana.


Laode Biru mungkin tinggal satusatunya orang yang masih menjalankan ritual makan karang di desanya di wangi-wangi, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi hingga kini.

Tak heran jika laode biru yang sudah berumur lebih dari seratus tahun menjadi tontonan ratusan pasang mata saat pembukaan festival pesisir di kabupaten wakatobi provinsi sulawesi tenggara.

Dalam usianya yang telah mencapai 106 tahun orang tidak akan menyangka jika pria yang telah mencapai usia 1 abad lebih ini mampu memakan karang dan kulit kerang tanpa alat bantu apapun.

Laode Biru mampu memukau para tamu undangan dan masyarakat dalam satu acara ritual di kepulauan wakatobi sulawesi tenggara tanpa mengalami hambatan apapun.

Ritual yang telah diwarisi secara turun temurun ini semula sempat diragukan oleh banyak pihak karena melihat kondisinya yang sangat tidak mungkin dilakukan pria normal manapun. Apalagi dengan kondisi gigi la ode biru yang hampir tanggal semua.

Bagi Laode Biru, ritual makan karang bukanlah hal yang Baru. Sebab kebiasaan makan karang dan kulit kerang ini telah dilakoninya sejak berumur 2 tahun. ”Tradisi ini sebagai ucap syukur kepada sang kuasa atas limpahan rejeki bagi warga di pesisir,”kata Laode Biru.

Dalam aksinya pria yang juga merupakan tokoh adat masyarakat kaledupa dengan enteng memakan karang dan kulit kerang yang sebelumnya diperlihatkan kepada orang banyak.

Tak hanya Laode Biru, seorang pengunjung yang hadir dalam acara tersebut juga ikut menyantap karang dan kulit kerang yang berada dalam genggaman La Ode Biru. ”Saya mau mencoba,”Dasman, pengunjung yang nekat itu.

Sebelumnya Ia terlebih dahulu wajib mengikuti arahan Laode Biru. Namun Ia tak sanggup. ”Keras sekali kulit kerang itu, saya tidak sanggup,”katanya lagi.

Sayangnya tradisi makan karang dan kulit kerang yang diwariskan secar turun temurun oleh pendahulunya kini tidak lagi diwariskan ke generasi berikutnya dan la Laode biru adalah pewaris terakhir yang hingga saat ini masih bertahan hidup.

No comments: